![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtEJa10DgiOM40noor2ZIWVmsvYTZH7y6RpFd2_2bYLsk_jaweF-avRnMZvb37lbqPHT6hnoU339q8R7JictTS-fqxaaJm_5bFDJgjn_7vGudOaY4PXzh1rV3RG1z7GSz02sevwFkzXt0/s400/bingkailogika.jpg)
Dalam catatan ini saya hanya ingin mengajak kita semua berpikir di luar logika manusia yang selalu memenjarakan kita dalam bayang-bayang kesempitan hidup. Logika adalah kelebihan manusia yang bersumber dari akal yang dititipkan Allah SWT. pada setiap manusia yang sehat. Pada akal yang sehat akan lahir logika yang kuat dan sulit terbantahkan. Kita ambil contoh sebuah logika sederhana dalam hidup ini, 1 + 1 = 2. Karena satu langkah setelah satu adalah angka 2. Itu logika sederhana yang tentunya sudah dipahami. Namun bagaimana jika saya katakan bahwa 1 + 1 = 0 ? mungkin anda sulit untuk memahami itu dan anda pun tidak sepakat dengan hasil 0 tersebut. Wajar, karena itu bukanlah logika yang telah dipahami bersama. Tapi itu adalah logika hidup dan bukan logika akal atau matematika. Logika hidup tidaklah selalu selaras dengan kaidah akal dan matematika. Karenanya logika hidup akan mengahasilkan bukan hanya angka 0 saja namun mungkin saja bisa juga menghasilkan angka 2 sesuai dengan kaidah matematika. Tergantung bagaimana kita mengelola pertimbangan-pertimbangan dalam setiap langkah kita di dunia ini.
Sampai di sini apakah anda masih bingung ?, saya kira anda pasti paham dengan jalan pikir saya yang di luar logika. Namun walaupun begitu, akan saya berikan contoh ilustrasi logika hidup. Seseorang kuliah di dua tempat ( dua universitas ) dalam tahun yang bersamaan. Berarti dia telah menjalankan logika 1 + 1 = 2. Apakah benar logika yang dijalankan oleh orang tersebut ?. tentunya benar menurut logika matematika, dalam artian dia akan berhasil meraih nilai yang baik di kedua universitas tersebut. Namun menurut logika hidup hasil itu bisa jadi bukanlah 2 tetapi 0. Dalam artian dia akan gagal mendapat nilai baik di kedua universitas tersebut karena fokusnya terpecah dan tidak bisa optimal dalam keduanya. Tetapi bisa juga logika hidup menghasilkan angka 2 selaras dengan logika matematika. Dalam artian dia sanggup untuk kuliah di dua universitas dan meraih nilai yang baik di keduanya. Ini contoh nyata yang telah diterapkan oleh seseorang yang saya kenal cerdas dan mempunyai daya fokus yang sangat luar biasa. Dia berhasil mengelola dan memanajamen kuliah. Dia kuliah di dua universitas, Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) dan Universitas Islam Jakarta (UIJ). Semoga apa yang menjadi cita-citanya tercapai penuh keberkahan. Itulah logika hidup.
Kita beralih ke logika yang lebih rumit untuk dibongkar. Kita tidak akan menggunakan logika matematika sepenuhnya. Kita akan langsung terjun pada logika normatif dan relatif dalam hidup ini. Namun tidak layak pula saya menyebut ini logika, karena sesuatu yang relatif tidaklah memenuhi syarat untuk menjadi logika yang sempurna. Karena ia bersifat subyektif tergantung sejauh mana ilmu, wawasan, pengalaman dan keberanian sang pemilik logika tersebut. Itulah logika yang lebih rumit untuk dibongkar. Membongkar logika normatif dan relatif adalah dengan ilmu, wawasan, pengalaman, dan keberanian yang lebih dari sang pemilik logika tersebut. Ok, kita ambil contoh logika yang normatif dan relatif dalam hidup ini. Banyak pemuda ataupun pemudi yang enggan menikah di usia muda karena takut menghadapi hidup setelah pernikahan, entah itu karena masalah ekonomi atau masalah lain yang ada pada calon suami atau calon isterinya. Logika tersebut tidaklah bisa disalahkan sepenuhnya, namun logika tersebut harus dibongkar dan dirubah menjadi logika normatif dan relatif yang lebih dekat pada sebuah logika yang sempurna dan tidak pula mustahil. Yang diperlukan hanyalah empat hal tadi. Ilmu, Wawasan, Pengalaman dan keberanian sang pembongkar logika agar bisa membongkar logika lain. Logika takut menikah karena masalah ekonomi adalah logika normatif dan relatif. Namun di dunia ini banyak pula pemuda yang berani menikah dalam usia muda dengan keberanian untuk membongkar logika relatif tersebut. Dia yakin akan janji Allah SWT. bahwa Dia akan memberi kekayaan pada hamba-Nya yang menikah. Atas dasar ilmu tersebut dia berani menikah dan tentunya setelah melihat fakta dan pengalaman para pemuda lainnya. Tidak mau menikah karena masalah yang ada pada pribadi calon isteri atau calon suaminya yang dalam pandangan manusia biasa sulit untuk dirubah. Logika tersebut adalah logika normatif. Dan logika tersebut harus dibuang dan dirubah oleh logika yang lebih kuat. Adakah manusia yang sempurna di dunia ini selain Nabi Muhammad SAW. ? jawabanya sudah disepakati, tidak ada manusia yang sempurna selain Beliau. Adakah sesuatu yang tidak bisa dirubah di dunia ini ? jawabanya telah disepakati bahwa segala sesuatu masih mungkin berubah selama dunia ini belum sirna. Hanya saja perlu kesabaran untuk merubahnya dan tidak terburu-buru mengambil langkah, apalagi memvonisnya tidak akan berubah. Perbuatan itu tidaklah bijak dan hanya melihat pandangan sesuai luas pikirannya saja. Terlalu banyak kisah seorang terjahat menjadi seorang yang paling baik setelah dia taubat. Karena hidayah hanyalah milik Allah SWT. Nabi bersabda : "Mungkin saja ada seseorang yang sering mengerjakan amalan ahli neraka, namun di akhir hidupnya dia mengerjakan amalan ahli surga dan akhirnya masuk surga."
Seni membongkar logika di sini dimaksudkan agar kita berani melangkah walaupun manusia memandangnya aneh dan di luar logika mereka. Karena tidak ada logika yang sempurna kecuali logika yang datang dari Allah SWT. bahkan logika matematika pun tidak sempurna. Karena masih memiliki kemungkinan salah walaupun beberapa persen, dan karena logika matemaika alam hanya akan berujung pada angka 0 dan hal itu telah diungkapakan oleh ilmuan ternama Albert Einstein. Berani melangkah di luar logika umum adalah suatu hal positif asalkan sesuai dengan Syariat Allah SWT. jangan takut melangkah jika kita yakin logika yang kita miliki adalah logika yang kuat dan jangan sombong atau keras kepala jika logika yang kita miliki adalah logika yang lemah dan mudah terbantahkan. Kita harus dengan rendah hati, pikiran jernih dan tulus menerima logika yang lebih kuat dari logika kita dan berani melangkah dengan logika tersebut.
Teruslah melangkah dan berusaha karena harapan itu masih ada. Nabi SAW. Bersabda : " Tanamlah pohon walaupun engkau tahu besok akan kiamat." Secara logika umum, menanam pohon padahal kita tahu besok akan kiamat adalah hal yang sia-sia. Namun logika Agama bicara berbeda, itu bukanlah hal yang sia-sia, karena kan mendatangkan pahala bagi orang yang berusaha menanamnya. Jadi, janganlah takut melangkah selama logika kita benar dan rendah hatilah menerima logika yang lebih sempurna yang lebih dekat pada syariat Allah SWT. Wallahu A'lam Bishawaaaab.
Jakarta City, 29 Juni 2010
Salam Perjuangan Faries Elfaez.