
NAHNU QAUMUN 'AMALIYYUN
Saudaraku.. rekan-rekan pejuang
Rangkaian tiga kata di atas mungkin tidak asing lagi bagi kita, para da'i di jalan Allah (semoga pantas dikatakan demikian), para aktivis harakah penegak tonggak kebangkitan ummat. Kata tersebut teruntai lirih dari lisan seorang prajurit Allah, seorang komando penggerak mesin peradaban, Al Imam Hasan Al Banna beberapa tahun yang silam.
Kata penuh makna itu terlontar dan menjelma menjadi serangkaian karya nyata yang dipersembahkan oleh putra-putri terbaik umat ini sepanjang masa. Hingga kita rasakan manisnya dan semerbak wanginya sampai detik ini. Kita adalah komunitas pekerja di jalan Allah, kita adalah pribadi-pribadi yang selalu gemar berkontribusi untuk Allah; sebab begitulah sesungguhnya hakikat detik waktu yang kita miliki, ia adalah masa untuk berkarya. Allah SWT mengisyaratkan hal tersebut dalam surat Al Mulk ayat ke-dua:
الذي خلق الموت والحياة ليبلوكم أيكم أحسن عملا وهو العزيز الغفور
" Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun."
Perjalanan kehidupan ini selalu akan melewati aneka ragam ujian yang telah disiapkan Allah untuk hamba-hambaNya. Dan dengan ujian tersebut Allah akan mengetahui yang kokoh dari yang ringkih dan yang tegar dari yang lemah, liyamiizallahu al khabits min atthoyyib, dan dengan ujian itulah akan terbukti amal-amal nyata setiap hamba, siapa yang terbaik amalnya bukan hanya sekedar retorika belaka dan tidak hanya kata iman dari lisan saja.
Tentunya kita mengenal sosok hawariyyun yang setia kepada Nabi Isa as. Yang selalu sigap menyambut seruan dakwah ketika mereka dengan serempak dan serentak mengatakan "nahnu Anshorullah" ungkapan penuh gelora untuk beramal, menguatkan semangat Sang Nabi. Kita pula mengenal kesetiaan prajurit-prajurit Sulaiman yang siap mempersembahkan inisiatif cerdasnya untuk kemenangan dakwah kendati belum pula datang komando untuk mereka sampai kemenangan itu menjadi nyata. Begitu pula generasi awal umat ini yang tertarbiyah oleh manusia terbaik sepanjang zaman, Rasulullah saw. Tak pernah mengenal kata lelah untuk sebuah perjuangan demi tegaknya al haq yang pasti menang. Demikianlah para utusan Allah, pembawa risalah itu selalu memiliki orang-orang yang setia membela dan berjuang, tiada kenal kata lelah dan tak pernah berkata munyerah.
وكأين من نبي قاتل معه ربيون كثير فما وهنوا لما أصابهم في سبيل الله وما ضعفوا ومااستكانوا والله يحب الصابرين
"Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. mereka tidak menjadi lemah Karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar." (Ali Imron: 146)
Ayyuhal ikhwah..
Kompleksitas permasalahan yang melanda negeri ini butuh kerja dan karya nyata dari setiap anak bangsa, anak generasi yang tidak hanya menyalahkan keadaan. Keadaan tidak memaksa kita untuk menjerit mengelu, tapi kondisi itu mendidik kita untuk berfikir dan mencari solusi, selanjutnya berkarya. Permasalahan bukan datang untuk kita ratapi tapi ia tiba untuk mengajarkan kita arti sebuah kedewasaan, mentarbiyah kita menjadi orang-orang yang menang, tidak putus asa. Alaisa minkum rojulun rosyiid…
Sudah selayaknya seluruh entitas yang hidup di negeri ini berhenti mencerca kelam, namun waktunya kini bersama nyalakan lilin amal nyata untuk datangkan terang. Sudah saatnya kita bawa obor perubahan agar mereka yang hidup menghuni belahan kecil alam yang diciptakan Allah ini dapat merasakan hangatnya Indonesia. Agar mereka yang bernaung di bawah atap negeri ini dapat tersenyum menatap dunia dengan damai. Bukan mengeluh karena gersang dan 'kering'nya nusantara.
Ruang kerja kita tidak terbatas pada lingkup organisasi yang kita berada di dalamnya, atau pun profesi yang kita geluti, dan bukan pula terbatas pada georafis tempat yang kini kita huni. Akan tetapi ruang amal yang disediakan oleh Allah untuk hambanya begitu luas, seluas cakrawala yang terhampar di hadapan setiap kita. Namun skala prioritaslah kemudian yang menjadikan seluruh ragam amal itu berbeda tingkat frekuensinya, maka jika anda adalah hamba Allah yang bijak bekerjalah pada titik terpenting yang anda lakoni dengan baik karena Rasulullah menyakai dari ummatnya suatu pekerjaan yang ditekuni (itqonul amal) dan berbaurlah pada amal–amal yang lain untuk menyumbang kontribusi anda yang terbaik karena secercah demi secercah cahaya itu akan mengumpul membuat titik difergen yang kuat untuk selanjutnya menyebar (berkonfergen) memberi manfaat kepada setiap makhluk yang menghuni semesta ini.
Akhi .. ukhti..
Para pengusung kebenaran itu pasti akan ada sepanjang masa, sepanjang pertarungan antara yang haq dan yang bathil tetap ada. Seperti halnya para pembawa cahaya perubahan sepanjang masa, sepanjang Allah menjadikan waktu ini berputar, sejauh Allah mempergilirkan keadaan. Yang dituntut dari saya, anda dan kita semua hanyalah amal dengan niat yang ikhlas, bukan hasil yang gemilang yang ada dalam master plan yang sudah tertata rapih, Allah akan melihat dan menyaksikan proses amal yang kita lakukan, dan Allah akan membarikan rewardnya untuk apa yang kita usahakan. Fa hal jazaz'ul Ihsaan illah Ihsaan?
Written by : Syauqi_Beik