kammilipiakammilipiakammilipiakammilipiakammilipiakammilipiakammilipia
Home » » KARENA AKU MENCINTAIMU

KARENA AKU MENCINTAIMU

Written By Anonim on Rabu, 28 Mei 2008 | 01.22

KARENA AKU MENCINTAIMU

"Duhai Abdullah, janganlah kau seperti si Fulan. Dia bangun di malam hari tetapi tidak melakukan Qiyaamullail." (Muttafaq 'Alaih)

Cinta. Satu kata yang sulit untuk dideskripsikan. Diksi yang tidak mudah untuk didefinisikan. Sudah begitu banyak orang berbicara tentang cinta akan tetapi belum ada yang dapat memuat seluruh makna yang terkandung dalam kata dahsyat ini. Betapa banyak mereka yang mencoba merangkai kata untuk menterjemahkan makna cinta, tetapi mereka gagal karena cinta bukan rangkaian kata semata. Bukan juga angan-angan belaka. Cinta adalah ekspresi hati dan jiwa yang menjelma menjadi kerja dan karya nyata.

Kekuatan cintalah yang membangun harmoni yang begitu memesona dalam kehidupan orang-orang pilihan yang menyertai Rasulullah saw. Betapa tidak, kekokohan ukhuwah yang dibuktikan oleh kaum Anshor kepada kaum muhajirin yang hijrah ke Madinah saat itu menjadi saksi yang ditulis sejarah peradaban dunia yang tak kan terlupakan. Potongan ekspresi cinta yang terjadi hari itu di rumah Anas bin malik,seorang sahabat dari kaum Anshor menjadi suatu yang lain yang memperindah makna cinta yang ada sebelumnya. Hari itu Rasulullah mempertemukan para sahabat dari kaum muhajirin yang hijrah ke madinah dengan kaum anshor yang memang tinggal di Madinah. Ketika itu suasana rumah yang sederhana itu dilingkupi aroma cinta yang begitu semerbak, cinta yang terjelma dari kekokohan nilai iman. Cinta yang terbangun dari matanatul ukhuwah. Kita dapat mengmbil contoh Seorang Sa'd bin Ar Rabi' seperti diceritakan oleh Al Bukhori dalam Shahihnya menawarkan salah seluruh hartanya dan merelakan satu istrinya untuk ia ceraikan demi saudaranya Abdurrahman bin Auf jika ia berkenan. Begitulah kata cinta telah merasuk ke relung jiwa mereka lalu menjelma menjadi sebuah kerja nyata.

Ikhwati….

Tentunya orang yang paling kita cintai adalah diri kita sendiri. Namun ada hal lain yang menjadikan Umar bin Khattab bergegas merubah persepsinya tentang cinta ketika beliau ditanyai siapa yang paling ia cintai, dan iapun menjawab Allah dan RasulNya lah yang lebih ia cintai, kecuali dari dirinya sendiri. Bahwa cinta tertinggi adalah cinta kepada Allah Dan RasulNya di atas segalanya, termasuk diri sendiri.

Kehidupan kita sebagai seorang mukmin tak bisa terlepas dari intraksi kita dengan saudara mukmin yang lain. Pun ketika berbicara tentang cinta, maka nilai cinta kita terhadap sesama adalah berbanding lurus dengan kecintaan kita terhadap diri kita sendiri. Tampaknya kita harus berhenti sejenak. Kita merenung sebentar saja, tentang batas cinta kita terhadap sesama, tentang kadar cinta kita kepada saudara seiman. Karena Rasulullah saw. Mengungkapkan bahwasannya tiadalah beriman seseorang sebelum kadar cintanya kepada sesama mukmin berbanding lurus dengan kecintaannya kepada dirinya sendiri. Jangan-jangan masih ada perasangka buruk terhadap saudara kita, kendati mereka dekat dengan kita Wal'iyaadzubillah

Tradisi saling menasehati adalah makna lain dari muatan cinta yang pernah diekspresikan oleh orang-orang terbaik umat ini. Agaknya, dari persepsi inilah kita dapat menemukan sebab kenapa para sahabat selalu membacakan surat Al Ashr satu sama lain sebelum merka berpisah, begitu pula yang menjadikan hati Muadz Bin jabal tergerak untuk mengajak saudaranya seiman untuk sejenak duduk dengan ajakan mesra "Ta'al nu'min saa'atan". Jawabannya adalah rasa cinta. Cinta. Bahwa kemudian kesukaan kita untuk melakukan amal kebaikan haruslah menjadi suatu kesukaan plus ketika kebaikan itu dapat dirasakan nikmatnya oleh saudara kita yang lain. Kecintaan Rasulullah untuk melakukan Qiyamul lail, ada kenikmatan yang beliau rasakan ketika bermunajat di pertengah malan terakhir hingga saking nikmatnya kaki beliau menjadi bengkak pun tak terasa. Dan begtitulah Rasulullah saw juga mencintai orang-orang yang da di sekitrnya dapat merasakan kenikmatan itu. Seperti halnya baliau mencintai jika amal tersebut dilakukan oleh seluruh umatnya. Suatu ketika beliau berpesan kepada Abdullah Bin Umar yang saat itu masih belum menginjak remaja. "Duhai Abdullah, janganlah kau seperti si Fulan. Dia bangun di malam hari tetapi tidak melakukan Qiyaamullail."

Ekspresi cinta itu terungkap dengan beragam cara. Namun yang jelas, jari ini menari di atas key board ini karena aku cinta padamu. Saudara.

Dari Syauqi Beik

Buat anda yang merasa dicinta

Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. KAMMI LIPIA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger