ANAK-ANAK KETEGARAN*
Ku ingin bercerita tentang mereka
Anak-anak zaman yang lugu
Pada suatu masa, di sebuah desa
Nan jauh dari Jakarta
Amboi, riangnya mereka
Anak-anak masa yang penuh ceria
Berlarian, kesana-kemari gembira
Seperti kata lelah tak pernah ada
Dalam kamus bahagia mereka
Namun ku tak ingin mereka melupa
Sawah ladang dan tanah lapang di desa
Saksi riang dan ceria mereka
Kini sudah tegak berdiri Musholla
Sebagian di sulap jadi taman ‘wisata’
Ku ingin bercerita tentang mereka, Anak-anak itu
Kini telah tumbuh dewasa
Secercah semangat di garis wajahnya
Sudah pula tampak menyala
Menyirat asa nan sarat makna
Subhaanallah, tegarnya mereka
Mengais ilmu di ibu kota nan sarat nestapa
Namun dengan romantis mereka
Mengalun biola asa dan karya
Menyulam setiap sisinya dengan cita-cita
Tiada lelah engkau anak muda
Belum pula kau letakkan buku tebal itu
Berjalan hingga cakrawala senja
Menyambung karya di lapak sana
Untuk sekedar sampaikan pada mereka
Ini namanya Alif Ba dan Ta
Ku terpesona denganmu anak muda
Di atas mobil sound membara
Menyusur jalan menuju istana
Memekik takbir mengepal jemari
Hidup rakyat hidup mahasiswa
Aah …Nafasmu begitu panjang anak muda
Kasihmu begitu tulus
Dan tulusmu begitu mesra
Kepada anak-anak lugu di Musholla sana
Kau untai sebuah karya
Agar mereka kenal siapa Rabnya
Namun ku tak ingin
Duhai anak muda
Cahaya itu redup tertelan masa
Hingga mereka berkata
Dengan begitu polosnya
“kak, kakak sudah tidak sayang lagi sama kita”
Duhai anak muda, engkau anak-anak ketegaran.
Ahad, 01.43
Oleh : Sy_B