MENCARI KADER MILITAN
Oleh : Ifanudin
Apa yang terjadi sekarang adalah salah satu fase dari fase-fase dakwah islamiyyah. Dakwah yang mulia ini berhak diemban oleh setiap muslim dalam kapasitasnya masing-masing. Karena kita adalah da'I sebelum menjadi yang lain. Berarti kita harus mengenakan pakaian dakwah itu di mana pun dan kapan pun. Karena dakwah pada hakikatnya tidak mengenal batas ruang dan waktu. Di sekolah, di kampus, di masjid, di parlemen, dan banyak lagi tempat yang bias kita memakai pakaian dakwah di sana.
Alangkah indahnya ketika dakwah ini diemban oleh seorang pemuda. Yang saya maksud pemuda adalah mereka yang mempunyai semangat muda walaupun sudah tua renta. Karena pergerakan dakwah kita sekarang mengalami degradasi militansi yang sangat mengkhawatirkan. Banyak generasi muda sekarang yang lebih cepat pudar semangatnya. Kader dakwah sekarang banyak yang tidak lagi peduli dengan dakwah. Ambil saja contoh kasus nyata, suatu saat saya menghadiri sebuah kajian yang diadakan oleh salah satu organisasi mahasiswa muslim yang notabene sudah ngetren dan besar. Namun apa boleh dikata, yang hadir hanya segelintir kader. Ke mana kader yang katanya banyak itu ? jangan-jangan kader yang banyak itu hanya sebuah data dalam bentuk tulisan yang hanya tersimpan dalam lembaran arsip-arsip organisasi dan file-file computer. Kita butuh data para kader tetapi yang lebih penting dari itu adalah militansi dan sikap aktif para kader tersebut. Karena bukan kuantitas yang kita targetkan, tetapi kualitas dan militansi kader yang diharapkan oleh umat ini.
Wahai ikhwah dan akhwat fillah, ke mana semangatmu dalam dakwah? Apa kabar dengan tekadmu untuk selalu memperjuangkan Islam? mana kontribusimu untuk dakwah? Mari kita jawab pertanyaan-pertanyaan itu. Ingat, musuh Islam tidak akan berdiam diri. Mereka akan selalu menyusupkan pemikiran-pemikiran yang merusak generasi muda Islam. dan terkadang tanpa disadari kita pun bisa terserang dan mengadopsi pemikiran mereka yang sesat.
Degradasi militansi ini banyak disebabkan oleh sikap para kader itu sendiri. Kita tanpa sadar telah terseret ke jurang kehancuran. Oleh karena itu saya akan mencoba mendiagnosa faktor-faktor penyebab degradasi tersebut. Di antara faktor-faktor tersebut adalah :
Ø Salah niat kita ketika pertama kali terjun ke dunia dakwah. Keikhlasan kita telah tercemari oleh kepentingan-kepentingan pribadi dalam hal keduniaan.
Ø Kita sering menyepelekan dosa-dosa kecil sehingga dosa tersebut membesar tanpa kita sadari dan menutup kejernihan hati kita.
Ø Para kader yang senior kurang memperhatikan bakal generasi penerusnya dalam segi kualitas dan militansi. Yang sering ditargetkan adalah kuantitas.
Ø Para kader senior terkadang bertindak tidak sesuai dengan visi dan misi gerakan. Dan hal ini akan menjadi contoh yang tidak baik dan tidak menutup kemungkinan akan menjadi budaya. Sebagai contoh, visinya tercipta masyarakat yang islami,. Namun para kader senior malah menyepelekan hijab dalam syuro atau rapat bersama akhwat, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Hal ini akan menurunkan kepercayaan kader yang baru akan gerakan dakwah tersebut yang bisa mengendurkan semangat dan militansi kader baru.
Ø Kurangnya pemahaman kader baru tentang etika berdakwah dan pentingnya dakwah ini.
Ø Saling mengandalkan satu sama lain dalam hal tugas,.
Ø Kurangnya tanashuh (saling memberi nasehat) dan saling mengingatkan antar kader ketika ada kader yang menyimpang.
Ø Para kader terkadang meras kurang diperhatikan oleh seniornya dalam hal pembagian tugas. Sehingga hal ini menyebabkan kemacetan keaktifan kader.
Ø Kurangnya pemahaman kader akan visi dan misi gerakan dakwah yang mereka ikuti.
Di atas hanyalah beberapa faktor yang saya amati dalam perkembangan dakwah selama ini. Tidak menutup kemungkinanan ada lagi faktor-faktor yang lain. Dan yang lebih penting adalah kita harus segera menyelasaikan masalah degradasi militansi ini dengan segera atau kita akan kehilangan banyak kesempatan dan merugi karena dakwah ini tidak bias berjalan dengan normal akibat krisis militansi kader.