kammilipiakammilipiakammilipiakammilipiakammilipiakammilipiakammilipia
Home » » Pejuang dan Kemenangan

Pejuang dan Kemenangan

Written By Anonim on Kamis, 07 Mei 2009 | 15.53

Oleh: Musabbih Rabi Al-Ars*


Pasukan yang tak kurang dari sepuluh ribu orang it uterus merayap memasuki gerbang Ummul Quro. Penduduk setempat yang telah mendengar berita kedatangan mereka merasakan ketakutan yang amat sangat. Berita itu menggetarkan jiwa dan hampir merontokkan tulang belulang yang menyangga tubuh mereka. Tapi tak ada yang dapat mereka lakukan kecuali menanti dengan pasrah hukuman apa yang akan mereka dapat dari orang-orang yang tak sedikit dari mereka masih tergolong kerabat.
Di tengah penantian mereka terdengarlah teriakan berulang-ulang, “Siapa yang memasuki rumah Abu Sufyan maka dia aman, siapa yang menutup pintu rumahnya maka dia aman, siapa yang memasuki masjid maka dia aman.”
Orang-orang segera memilih satu di antara opsi yang ditawarkan sebagai proses evakuasi penyelamatan diri.
Dan tak lama berselang, terdengar suara adzan menggema meruntuhkan pondasi-pondasi kemusyrikan yang telah sekian lama mencengkeram kota suci Makkah Al-Mukarrramah.
* * *
Kemenangan adalah puncak dari perjuangan. Tetapi tidak setiap perjuangan berbuah kemenangan yang pasti di balik sebuah perjuangan pasti ada pengorbanan.
Fathu Makkah yang terjadi pada bulan Ramadhan tahun 8 Hijriah dan dikomandani langsung oleh Rasulullah saw adalah sebuah contoh konkrit yang terekam dalam sejarah umat Islam sebagai sebuah kemenangan dakwah. Sebuah kemenangan telak yang telah diimpikan oleh segenap umat Islam saat itu.



Dalam mencapai kemenangan ini, Rasulullah saw dan para sahabat harus bersabar selama hampir seperempat abad. Bersabar dalam arti sesungguhnya bukan termangu dan berpangku tangan melainkan berjuang menjadikan harta dan nyawa sebagai taruhan.
Berbagai macam cobaan, hinaan, dan siksaan dialami oleh Rasulullah saw dan para sahabat saat mereka bahu membahu berjuang menegakkan kalimat Allah. Lebih sakit lagi cobaan dan siksaan itu. Karena yang melakukannya bukanlah orang asing bagi mereka, melainkan sahabat dan sanak keluarga. Tapi itulah adanya sebuah perjuangan selalu membutuhkan pengorbanan.
Kemenangan tidak diraih dengan instant walaupun ia adalah sebuah kebenaran. Tidak cukup sepekan atau sebulan tetapi dibutuhkan waktu yang amat panjang dan amat sangat melelahkan. Bukanlah manis akan terasa manisnya setelah kita mengecap pahit?
Sebuah kemenangan tidak berarti harus mendapatkan segelas sesuatu atau tipe kemenangan yang diidamkan oleh seorang pejuang. Betapapun kecilnya hasil dari sebuah perjuangan dan pengorbanan adalah kemenangan yang patut disyukuri. Selain itu, seorang pejuang yang dapat membaca keadaan harus memanfaatkan kemenangan sekecil apapun untuk menyongsong dan meraih kemenangan yang lebih besar.
Dalam sejarah kita sendiri, kita mengetahui bahwa pada awalnya Rasulullah saw hanya dapat menguasai Yatsrib yang dapat dikuasai tanpa melalui perang. Tapi dari Yatsriblah akhirnya dakwah Islam berkembang dan terus berkembang sampai saat sekarang ini.
Dari sini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kemenangan kecil adalah sebuah isyarat bahwa kemenangan besar telah menanti. Tetapi yang perlu diingat adalah bahwa kemenangan besar hanya dapat diraih dengan sebuah syarat mutlak bahwa perjuangan jangan sampai terhenti.
Satu hal penting yang harus dipegang oleh seorang pejuang bahwa yang dinilai bukanlah kemenangan yang kita impikan, melainkan sejauh mana usaha yang kita lakukan dan apa yang telah kita korbankan untuk meraih kemenangan. Itulah yang akan dinilai oleh Allah swt.
Ibarat sebuah hadiah, kemenangan baru akan diberikan setelah perjuangan yang kita lakukan sesuai dengan apa yang telah digariskan oleh Allah swt. Yang jelas bagi para pejuang adalah maksimal dalam berjuang.
“Dan katakanlah, bekerjalah kamu maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga rasul-Nya dan kaum mukmin.” (At-Taubah: 105).
Kita harus yakin suatu saat nanti kita akan kembali mengulang sebuah kalimat agung yang telah diucapkan oleh Baginda Rasulullah saw untuk turut kita ucapkan secara bersama-sama.
“Dan katakanlah, kebenaran telah dating dan yang batil telah lenyap. Sungguh yang batil itu pasti lenyap.” (Al-Isra’: 81).

*Penulis adalah Staff kaderisasi KAMMI LIPIA
Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. KAMMI LIPIA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger