itoday - Penembakan anggota TNI oleh kelompok
bersenjata di Papua menunjukkan kegagalan Pemerintah dalam mengatasi
keamanan di bumi Cendrawasih.
"Negara harus hadir di sini. Melihat masalah Papua harus secara
integral, baik dari sisi sosiologis, edukasi, kesejahteraan, psikologis,
keamanan, maupun ekonomi," kata anggota Komisi I dari Fraksi Partai
Hanura, Susaningtys Nefo Handayani Kertopati kepada itoday, Jumat (22/02).
Menurut Nuning, panggilan akrab Susaningtyas, dalam mengatasi persoalan
Papua tidak bisa dengan tindakan represif. "Aparat tak bisa melihat
ujung permasalahannya saja dan sekadar lakukan tindakan represif,"
ungkap Nuning.
Kata politisi Partai Hanura ini, BIN dan Baintelkan harus bekerjasama dalam mengungkap penembakan anggota TNI di Papua.
Selain itu, Nuning juga mengatakan, dalam mengatasi persoalan Papua
Kementerian Koordinator Perekonomian dan Kementerian Kesejahteraan
Rakyat harus terlibat secara terpadu.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, delapan anggota TNI dan dua warga
sipil di Papua menjadi korban penembakan dan penyerangan kelompok sipil
bersenjata di dua lokasi yang berbeda pada Kamis (21/2).
Penyerangan pertama terjadi sekitar pukul 09.30 WIT di pos TNI di
Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya. Peristiwa itu menewaskan Pratu
Wahyu. Para penyerang juga melukai Lettu Reza. Kedua prajurit itu
berasal dari Batalyon 753 Argaviratama, Nabire.
Penyerangan lainnya terjadi sekitar pukul 10.30 di wilayah Sinak,
Kabupaten Puncak. Dalam penyerangan itu tujuh orang anggota TNI tewas.
Di antaranya Sertu Udin dan Sertu Frans yang berasal dari Koramil Sinak,
lima anggota lain yang tewas adalah Sertu Ramadhan, Pratu Edi, Praka
Jojo, Praka Idris, dan Pratu Mustofa yang berasal dari Batalyon 753
Argaviratama Nabire yang tengah ditugaskan di Sinak.
http://www.itoday.co.id/politik/tni-ditembak-bukti-kegagalan-pemerintah-selesaikan-masalah-papua