kammilipiakammilipiakammilipiakammilipiakammilipiakammilipiakammilipia
Home » » ALIRAN SESAT; SEBUAH POLITISASI & DISINTEGRASI AGAMA

ALIRAN SESAT; SEBUAH POLITISASI & DISINTEGRASI AGAMA

Written By Anonim on Selasa, 06 Mei 2008 | 21.59

ALIRAN SESAT; SEBUAH POLITISASI & DISINTEGRASI AGAMA

Oleh : Ifanudin

Dalam beberapa tahun ke belakang umat Islam di dunia dan khususnya di Indonesia disibukan oleh menjamurnya aliran sesat dan menyesatkan. Mulai dari kelompok Lia Eden, Al-Qiyadah Al-Islamiyah, Al-Qur’an Suci, dan kelompok lainnya yang bermunculan. Tak terkecuali kasus terbaru yang muncul ke permukaan dan menjadi perdebatan berbagai elemen umat Islam. Tentunya hal ini dipicu oleh kerapuhan gerakan dakwah kita dalam mensinergikan potensi untuk menyatukan tujuan dakwah. Para pemimpin dakwah sepertinya lalai atas kegersangan rohani umat yang memerlukan sibghah Islam yang benar. Ini salah satu dari indikator rapuhnya kepemimpinan umat Islam sehingga umatnya lepas kendali lalu mencari alternatif apapun walaupun sesat.
Menyikapi aliran sesat yang menjamur adalah dengan mendiagnosa penyebab menjamurnya aliaran-aliran sesat tersebut. Dengan melihat hasil diagnosa tersebut akan mengefektifkan langkah kita untuk memberantasnya, sehingga agenda-agenda dakwah yang lain tidak terabaikan. Dari diagnosa tersebut setidaknya kita bisa menyimpulkan ada faktor eksternal dan internal dalam Islam. Dari faktor eksternal setidaknya ada beberapa sebab :
v Gelombang globalisasi, dalam zaman globalisasi ini peradaban barat berusaha menciptakan kekacauan dalam internal umat Islam dalam bentuk aliran sesat yang mereka fasilitasi dan memberinya subsidi. Ini terbukti dengan Ahmadiyah yang muncul dalam penjajahan Inggris terhadap umat Islam di India. Inggris dalam hal telah melakukan politik “divide and rule” dalam bidang keagamaan. Alhasil politik Inggris tersebut masih berjalan hingga kini. Inilah salah satu bentuk politisasi agama agar peradaban barat mendominasi umat Islam, sehingga umat Islam terpecah belah ke dalam kelompok-kelompok kecil yang tidak mempunyai kekuatan untuk melawan. “Pengaruh asing dalam ingerasi agama sangat banyak tampak dalam dunia globalisasi sekarang ini. Apalagi majunya teknologi informasi dan lemahnya ikatan-ikatan sosial dalam mengadopsi modernisasi dan globalisasi membuat sebuah agama mudah mengalami disintegrasi.”(Google Groups.com)
v Manuver politik negara lain, Dalam perkembangan agama-agama di Indonesia ada beberapa kelompok yang sengaja membuat kekaburan dalam ajaran Islam dengan mengatasnamakan Islam. Mereka berani bersuara atas nama Haka Asasi Manusia (HAM) atau Human Right. Sebut saja JIL yang mendapat kucuran dana asing (Asian Fondation) dalam misinya mengaburkan ajaran Islam dari Keasliannya. Negara lain melihat Indonesia sebagai negara yang mayoritas umat Islamnya dan didukung oleh kekayaan alam yang melimpah. Tentunya hal ini menjadi ancaman tersendiri bagi peradaban barat maupun lainnya yang takut akan kebangkitan Islam.
Itulah penyebab utama menjamurnya aliran sesat disamping masih banyak lagi faktor-faktor eksternal lainnya. Kita tidak pula menafikan adanya faktor-faktor internal yang menyebabkan disintegrasi agama ini, di antaranya :
Ø Minimnya Da’i yang berkesinambungan
Ø Saling lempar tanggung jawab atas pembinaan umat di antara organisasi Islam yang besar dan diharapkan bisa menangani masalah pembinaan umat lebih intensif. Hal inilah yang menyebabkan umat mencari tokoh-tokoh alternatif dengan doktrinnya yang di kemudian hari dikenal kesesatannya.
Ø Mundurnya pendidikan Islam. Sekolah-sekolah Islam kini lebih sibuk untuk menjual keunggulan nama sekolahnya dari pada substansi pendidikan Islam yang diusung. Begitu pula pendidikan agama Islam di sekolah-sekolah umum kurang bisa diandalkan, karena jam pelajaran yang disediakan tidak sebanding dengan materi yang disampaikan.
Ø Degradasi budaya keilmuan. Terkadang umat ingin membaca langsung buku-buku agama. Namun buku-buku yang ada sekarang kurang bermutu dan mahal. Jarang sekali kita mendapati penerbit yang bermutu dan menjual dengan harga yang terjangkau oleh semua kalangan. Selain itu degradasi ini juga dipicu oleh rendahnya budaya membaca di kalangan umat Islam.
Ø Kompleksifitas problematika umat. Umat Islam di Indonesia sangat lemah dalam ekonomi, sosial, politik,dan peradaban.
Ø Lemahnya peran ulama. Para ulama di Indonesia tidak dapat berbuat banyak ketika bangsa ini dirasuki oleh aliran-aliran sesat tersebut. Ulama hanya bisa memperingatkan masyarakat tanpa bisa mengambil keputusan hukum untuk mencegahnya. Inilah rintangan ulama yang hidup di negeri semi sekuler, Indonesia.
Kita mendukung pemerintah untuk menerbitkan SKB tiga menteri tentang pelarangan aliran Ahmadiyah dan segala aktifitasnya di Indonesia. Namun kita juga menyayangkan pemerintah yang sempat menunda dan mempertimbangkan kembali SKB tersebut. Seakan pemerintah mendengar para agen liberalisme yang mengumandangkan pemerintah telah melanggar HAM. Tugas kita adalah tetap menyerukan kebenaran dan mendukung terus langkah pemerintah dalam hal ini. Wallahu a’lam bishowab. Allahu Akbar !!!

writen by : Fatal Kahfi
Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. KAMMI LIPIA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger